Seekor beruang madu terlihat muncul di lokasi bekas banjir bandang Agam, memicu perhatian warga dan aparat setempat. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat pun segera melakukan pemantauan untuk memastikan keselamatan warga dan satwa liar.
Kepala BKSDA Sumatera Barat menyampaikan bahwa pergerakan beruang madu ke area pemukiman atau lokasi terdampak bencana biasanya terjadi karena hilangnya habitat dan sumber makanan akibat bencana alam. Oleh karena itu, warga di sekitar bekas lokasi banjir diminta untuk tetap waspada dan tidak mendekati satwa liar.
““Kami menghimbau masyarakat agar tidak mendekati beruang madu. Tim kami terus memantau pergerakan satwa dan akan melakukan tindakan mitigasi jika diperlukan,” jelas pihak BKSDA.”
BKSDA juga mengingatkan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena bisa menarik satwa liar ke pemukiman. Selain itu, mereka menekankan pentingnya menjaga jarak dan melaporkan setiap penampakan satwa secara langsung ke petugas.
Fenomena munculnya beruang madu di lokasi bekas banjir bandang ini menjadi pengingat bahwa bencana alam tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga mengubah pola hidup satwa liar. Kehadiran beruang di area terdampak menunjukkan perlunya sinergi antara masyarakat dan pihak konservasi untuk menjaga keselamatan bersama.
BKSDA memastikan bahwa tindakan preventif dan pemantauan rutin akan terus dilakukan hingga situasi benar-benar aman, terutama menjelang musim hujan berikutnya yang bisa memengaruhi pergerakan satwa di kawasan rawan bencana.
