Kondisi lahan gundul di lereng Gunung Slamet diduga menjadi pemicu terjadinya banjir bandang Sungai Kali Gung yang menerjang kawasan Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (20/12/2025).

Bupati Tegal Ischak Maulana Rohman mengungkapkan bahwa berkurangnya tutupan hutan akibat alih fungsi lahan menjadi pertanian sayuran telah menurunkan daya serap tanah terhadap air hujan. Akibatnya, saat hujan deras mengguyur kawasan hulu, aliran air dengan cepat mengalir ke bawah dan memicu banjir bandang.

“Alih fungsi lahan di kawasan hutan lindung ikut berkontribusi terhadap meningkatnya risiko banjir. Karena itu, penghijauan ulang harus segera dilakukan,” ujar Ischak, Minggu (21/12/2025).

Pemerintah Kabupaten Tegal berencana melakukan rehabilitasi lahan kritis melalui penanaman kembali pohon-pohon di kawasan hutan lindung. Program penghijauan tersebut akan disiapkan mulai tahun 2026, disertai penguatan pengawasan lintas sektor bersama TNI-Polri, Perhutani, dan BKSDA Jawa Tengah.

Banjir bandang ini menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas wisata, di antaranya TWA Pancuran 13, Pancuran 5, serta beberapa kolam renang milik swasta. Selain itu, jaringan pipa air panas milik warga dan pelaku usaha penginapan turut terdampak akibat tertimbun material lumpur dan batu.

Meski tidak menimbulkan korban jiwa, dampak banjir bandang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan perekonomian warga setempat. Saat ini, proses pembersihan dan pemulihan terus dilakukan agar kawasan wisata Guci dapat kembali beroperasi secara normal, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru.

Peristiwa ini menjadi peringatan penting akan perlunya menjaga kelestarian lingkungan di kawasan pegunungan guna mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang