Simalungun, Sumatera Utara – Aparat kepolisian terpaksa melepaskan tembakan peringatan ke udara saat kericuhan pecah di tengah aksi protes yang digelar masyarakat dan aktivis terkait sengketa tanah lapang di Simalungun. Kericuhan tersebut berlangsung saat massa berusaha menyampaikan aspirasi di lokasi yang dianggap mereka sebagai tanah lapang yang dipersoalkan.

Aksi protes itu menarik perhatian puluhan hingga ratusan warga, termasuk elemen masyarakat sipil yang menuntut kejelasan status hukum tanah lapang tersebut. Massa berkumpul dan menyuarakan tuntutan mereka di ruang publik sebelum situasi mulai memanas dan berujung bentrokan kecil dengan petugas.

Kapolres setempat bersama jajarannya sudah mengerahkan ratusan personel untuk mengamankan jalannya aksi unjuk rasa agar tetap dalam koridor hukum dan menjaga ketertiban umum. Kepolisian menyiapkan strategi pengamanan berdasarkan protokol pengendalian massa dengan pendekatan persuasif dan humanis.

Meski sudah dilakukan upaya dialog dan imbauan agar massa tetap tenang, kerumunan di beberapa titik sempat tidak terkontrol. Pihak kepolisian lalu memutuskan untuk melepaskan beberapa tembakan peringatan ke udara, sebagai langkah untuk menormalkan situasi menjelang bubarnya massa. Tembakan tersebut bukan untuk menyasar massa demonstran, melainkan untuk memberi peringatan dan mencegah eskalasi lebih lanjut.

Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban atau kerusakan material akibat kericuhan tersebut. Kepolisian juga mengimbau warga untuk menyampaikan aspirasi secara damai dan sesuai aturan, serta memperkuat komunikasi antara pemangku kepentingan untuk menyelesaikan persoalan sengketa tanah secara hukum.

Masyarakat di Simalungun dan pihak berwenang diharapkan terus memperhatikan situasi keamanan guna mencegah potensi bentrokan susulan dan menjaga stabilitas di wilayah tersebut.