Diultimatum Trump, PM Thailand dan Kamboja Akan Bertemu di Malaysia untuk Bahas Gencatan Senjata

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Diultimatum Trump, PM Thailand dan Kamboja Akan Bertemu di Malaysia untuk Bahas Gencatan Senjata

Diultimatum Trump, PM Thailand dan Kamboja Bertemu di Malaysia untuk Bahas Gencatan Senjata

KUALA LUMPUR, 28 Juli 2025 — Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet akhirnya bertatap muka dalam pertemuan darurat di Kuala Lumpur, Malaysia, hari ini untuk membahas gencatan senjata terkait konflik bersenjata yang telah berlangsung selama lima hari di perbatasan kedua negara.

Pertemuan yang diprakarsai oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, selaku Ketua ASEAN 2025, berlangsung di tengah meningkatnya tekanan internasional, terutama dari Amerika Serikat. Presiden AS Donald Trump, dalam pernyataannya pada Jumat lalu, memberikan ultimatum keras: jika konflik tidak dihentikan, Washington akan menunda negosiasi dagang dan memberlakukan tarif sebesar 36 persen terhadap produk ekspor utama dari kedua negara.

Konflik yang meletus pada 24 Juli 2025 di wilayah perbatasan Provinsi Oddar Meanchey (Kamboja) dan Sisaket (Thailand) telah menewaskan sedikitnya 33 orang dan memaksa lebih dari 200.000 warga sipil mengungsi. Bentrokan bersenjata dilaporkan terus terjadi hingga akhir pekan meski kedua pihak telah menyatakan kesiapan berdialog.

Dalam pertemuan hari ini, PM Hun Manet menyatakan kesiapan negaranya untuk melaksanakan gencatan senjata segera tanpa syarat, seraya mengimbau Thailand untuk menghentikan operasi militer dan membuka jalur evakuasi warga. Sementara itu, pihak Thailand menegaskan bahwa mereka “mendukung gencatan senjata secara prinsip”, namun menuntut komitmen konkret dari Kamboja dan menekankan pentingnya “integritas wilayah yang tidak bisa ditawar”.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh utusan dari Amerika Serikat, termasuk Menteri Luar Negeri Marco Rubio, serta perwakilan Tiongkok dan pejabat tinggi ASEAN, yang bertindak sebagai pengamat dan penjamin netralitas proses dialog.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan, ketiga pemimpin menyatakan optimisme terhadap peluang perdamaian, dan sepakat untuk membentuk komisi bersama pemantau gencatan senjata, yang akan bekerja sama dengan ASEAN dan organisasi internasional lainnya.

Namun, harapan atas damai abadi masih dibayangi ketegangan yang terus bergejolak di lapangan. Laporan dari perbatasan menyebutkan bahwa baku tembak sporadis masih terjadi di beberapa titik, termasuk di wilayah hutan yang sulit dijangkau.

ASEAN dijadwalkan menggelar pertemuan luar biasa dalam beberapa hari ke depan untuk membahas langkah lanjutan, termasuk kemungkinan pengerahan misi pemantau perdamaian regional.

Redaksi – 28 Juli 2025
Laporan ini akan diperbarui sesuai perkembangan terbaru.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.