Momen Viral Rahayu Saraswati Pangku Anak Saat Rapat DPR Tuai Sorotan Publik
Jakarta, 10 September 2025 — Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, anggota DPR RI Komisi VII sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto, kembali menjadi sorotan publik setelah video dirinya memangku anak saat memimpin rapat di Gedung DPR viral di media sosial.
Dalam rekaman yang tersebar luas sejak Maret lalu, Rahayu terlihat tenang memimpin jalannya rapat bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meski di saat bersamaan tengah menggendong putrinya yang masih balita. Momen itu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada November 2024, ia juga sempat mencuri perhatian publik ketika membawa anaknya ke rapat kerja resmi.
Tindakan Rahayu ini menuai beragam tanggapan. Banyak warganet yang memberikan apresiasi, menyebutnya sebagai representasi nyata dari perjuangan seorang ibu pekerja di ranah politik. Namun, tak sedikit pula yang mengkritik, mempertanyakan profesionalisme dan batas antara ranah pribadi dan publik.
Menanggapi viralnya video tersebut, Rahayu menjelaskan bahwa langkahnya membawa anak ke rapat bukanlah bentuk ketidaksiapan, melainkan konsekuensi dari peran ganda sebagai ibu dan legislator. "Saya ingin anak saya tumbuh besar melihat bahwa perempuan bisa hadir di ruang-ruang penting pengambilan keputusan. Ini juga bentuk pendidikan politik sejak dini," ujar Rahayu kepada awak media.
Ia juga menegaskan bahwa semua tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota dewan tetap dijalankan secara profesional. "Menjadi ibu dan pemimpin bukan dua hal yang harus dipertentangkan," tambahnya.
Meski video tersebut sempat menimbulkan kontroversi di ruang publik, tidak ada pernyataan resmi dari partai maupun DPR terkait pelanggaran atau sanksi terhadap Rahayu. Hingga kini, ia tetap menjalankan tugas legislasi, pengawasan, dan budgeting sebagai wakil rakyat.
Momen ini juga membuka kembali diskusi soal dukungan terhadap perempuan di dunia kerja, terutama yang juga berperan sebagai ibu. Banyak pihak menilai bahwa institusi pemerintahan dan perusahaan perlu menyediakan ekosistem yang lebih ramah keluarga agar perempuan tidak terus-menerus dihadapkan pada dilema antara karier dan keluarga.
