Cianjur, 4 Oktober 2025 – Hanya empat dari 140 Sarana Prasarana Penunjang Kesehatan (SPPG) di Kabupaten Cianjur yang telah memperoleh sertifikat higienis, sebuah fakta yang mengungkapkan buruknya tingkat kebersihan dan sanitasi pada fasilitas kesehatan di wilayah tersebut. Padahal, sertifikat higienis ini merupakan salah satu standar penting untuk memastikan bahwa fasilitas-fasilitas tersebut memenuhi protokol kebersihan yang ketat, guna mencegah penularan penyakit dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.
Menurut laporan yang diterima oleh Dinas Kesehatan Cianjur, mayoritas SPPG, yang mencakup rumah sakit, puskesmas, dan klinik-klinik lainnya, masih belum berhasil memenuhi standar kebersihan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hanya 4 SPPG yang dapat menunjukkan bukti bahwa mereka telah lolos verifikasi higienis, sementara sisanya masih terhambat dalam proses sertifikasi.
Kondisi ini menjadi sorotan mengingat pentingnya kebersihan dan sanitasi dalam layanan kesehatan, terutama setelah terjadinya pandemi COVID-19 yang menyoroti betapa rentannya fasilitas kesehatan terhadap risiko penyebaran penyakit. Kepala Dinas Kesehatan Cianjur, Dr. Ahmad Fadli, mengungkapkan, “Kami menyadari bahwa kebersihan adalah kunci dalam menjaga kesehatan masyarakat. Kami akan terus mendorong dan membantu fasilitas kesehatan untuk memenuhi standar kebersihan yang diharapkan.”
Menurut data yang ada, banyak SPPG yang masih menghadapi kendala dalam hal pengelolaan limbah medis, penyediaan air bersih, serta pemeliharaan fasilitas sanitasi yang memadai. Beberapa juga dilaporkan kekurangan tenaga medis yang terlatih dalam hal kebersihan dan pengendalian infeksi.
Sementara itu, sejumlah pihak meminta agar pemerintah daerah segera mengambil langkah tegas dengan mempercepat proses sertifikasi higienis di seluruh SPPG. Mereka juga menyoroti pentingnya edukasi kepada pengelola fasilitas kesehatan untuk lebih paham tentang pentingnya kebersihan dalam pelayanan medis.
Pemerintah Cianjur berjanji akan meningkatkan pengawasan dan memberikan pelatihan lebih intensif kepada tenaga kesehatan dan pengelola fasilitas kesehatan di daerah tersebut. Harapannya, dengan peningkatan standar kebersihan dan sanitasi, masyarakat dapat merasa lebih aman dan terlindungi saat mendapatkan pelayanan kesehatan.
Upaya Peningkatan Kebersihan
Selain sertifikasi higienis, pemerintah juga merencanakan sejumlah program pelatihan bagi pengelola dan tenaga medis terkait pengelolaan limbah medis dan standar operasional prosedur (SOP) kebersihan yang ketat. Program ini diharapkan dapat memperbaiki kondisi kebersihan di fasilitas-fasilitas kesehatan yang selama ini belum memenuhi syarat.
Namun, di tengah upaya ini, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya anggaran untuk renovasi dan pemeliharaan fasilitas yang sudah ada. Sejumlah puskesmas dan klinik di daerah terpencil, misalnya, mengalami kesulitan dalam menyediakan sarana sanitasi yang memadai.
Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Cianjur bukan hanya bergantung pada kebersihan semata, tetapi juga pada dukungan anggaran dan komitmen bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi masyarakat.