PADAHAL ISTRINYA CANTIK, Tapi Dokter PPDS Priguna Anugerah Masih Nekat Rudapaksa Putri Pasiennya

· 4 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
PADAHAL ISTRINYA CANTIK, Tapi Dokter PPDS Priguna Anugerah Masih Nekat Rudapaksa Putri Pasiennya

Di Balik Jas Putih: Skandal Kelam Dokter Muda yang Menghebohkan Bandung"

Siapa sangka di balik wajah teduh dan jas putih kebanggaan profesi dokter, tersimpan cerita gelap yang mengejutkan publik Indonesia? Priguna Anugerah Pratama, seorang dokter muda peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di salah satu institusi kedokteran ternama di Indonesia—Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran—tiba-tiba menjadi sorotan tajam bukan karena prestasi akademis atau kontribusinya di dunia medis, melainkan karena dugaan kejahatan seksual terhadap keluarga pasien.

Malam itu, suasana di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung, seperti biasa saja. Deretan pasien dan keluarga masih hilir-mudik di koridor rumah sakit yang tak pernah benar-benar sepi. Namun di balik kesibukan itu, terjadi sesuatu yang kelak mencoreng nama baik rumah sakit dan dunia kedokteran Indonesia.

Seorang perempuan muda, anak dari pasien rawat inap, mengaku menjadi korban rudapaksa oleh Priguna. Menurut laporan yang kemudian viral, dokter tersebut memanfaatkan posisinya dan situasi korban—yang saat itu diduga sedang dalam pengaruh obat bius—untuk melakukan tindakan asusila.

Korban menceritakan bahwa ia merasa tidak sadar sepenuhnya saat insiden terjadi. Begitu menyadari kondisi tubuhnya dan mengingat potongan-potongan kejadian, ia segera melaporkannya pada pihak berwajib dan juga rumah sakit.

Kasus ini sontak meledak. Media sosial geger. Nama Priguna langsung viral, tak hanya karena tindakannya yang menjijikkan, tapi juga karena banyak netizen mencibir dengan nada, “Padahal istrinya cantik.” Komentar seperti ini ramai di jagat maya, meski tentu, wajah atau status pernikahan seseorang tidak pernah bisa dijadikan alasan pembenar ataupun pencegah perilaku bejat.

Kementerian Kesehatan RI pun tak tinggal diam. Dalam pernyataan resminya, Kemenkes memberikan sanksi tegas. Priguna dilarang secara permanen untuk melanjutkan pendidikan spesialis di RSUP Hasan Sadikin dan dikembalikan ke institusi asal, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Tak berhenti di sana, proses pidana juga langsung berjalan. Polisi telah menetapkan Priguna sebagai tersangka dan kasusnya masuk ke tahap penyidikan.

Mahasiswa, alumni, hingga dosen dari Unpad mengaku malu dan geram. “Ini bukan hanya merusak nama institusi, tapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat pada dunia medis,” ujar salah satu dosen yang enggan disebut namanya.

Sementara itu, korban mendapatkan perlindungan dan pendampingan dari lembaga perlindungan perempuan dan anak. Banyak pihak mendesak agar proses hukum tidak hanya dijalankan, tetapi juga harus transparan dan adil, mengingat pelaku berasal dari institusi yang punya pengaruh besar.

Di sisi lain, publik pun diajak untuk merefleksi. Bahwa pendidikan tinggi, jabatan terhormat, dan penampilan luar yang sopan tak selalu sejalan dengan integritas seseorang. Dunia membutuhkan dokter yang bukan hanya cerdas dan kompeten, tetapi juga bermoral kuat dan penuh empati—bukan pelaku predator yang menyembunyikan wajah aslinya di balik jas putih.

Kini, Priguna menunggu proses hukumnya berjalan. Reputasinya telah hancur. Karier yang mestinya cemerlang, tamat di usia muda. Dan publik, terutama para korban kekerasan seksual, kembali diingatkan bahwa keadilan harus ditegakkan tak peduli seberapa tinggi jabatan seseorang.

Logo
Copyright © 2025 Tumble. All rights reserved.