"Pembunuh Senyap di Gaza Itu Bernama Asbes"
Gaza, 2025 — Di tengah hiruk-pikuk ledakan dan deru senjata, ada ancaman lain yang jauh lebih hening namun mematikan, menyusup perlahan ke paru-paru warga Gaza. Namanya: asbes. Ia tak berbunyi, tak terlihat kasat mata, tapi efeknya bisa berlangsung bertahun-tahun—menyebabkan kanker, penyakit paru-paru, bahkan kematian.
Setelah berbulan-bulan konflik dan pengeboman yang meluluhlantakkan wilayah Gaza, reruntuhan bangunan kini menjulang bak gunung. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa, sekitar 15 juta ton puing tersebar di seluruh wilayah. Di balik puing-puing itu, terselip ribuan ton material berbahaya, salah satunya asbes—bahan bangunan yang dulu populer karena ketahanan dan harga murahnya.
Namun, ketika bangunan yang mengandung asbes itu hancur, serat-serat halusnya terlepas ke udara. Serat ini sangat berbahaya bila terhirup, karena bisa bersarang di paru-paru manusia dan memicu penyakit mematikan seperti mesothelioma dan kanker paru-paru. “Inilah pembunuh senyap di Gaza,” ujar salah satu petugas medis dari organisasi kesehatan internasional.
Yang lebih mengkhawatirkan, tak ada sistem pemantauan kualitas udara yang memadai di Gaza. Alat pelindung sangat terbatas, dan warga—termasuk anak-anak—berkeliaran di antara puing-puing tanpa mengetahui risiko yang mengintai.
Kamp-kamp pengungsi seperti Jabalia termasuk wilayah yang paling terdampak. Banyak bangunan di sana diketahui menggunakan atap asbes. Setelah hancur, debu beracun menyelimuti lingkungan tempat mereka tinggal, menjadikan pernapasan normal sebagai kemewahan yang langka.
Organisasi internasional telah menyerukan bantuan dan pembersihan darurat, namun blokade dan keterbatasan akses membuat respons berjalan lambat. Sementara itu, ancaman terus mengendap di udara, setiap tarikan napas bisa membawa malapetaka jangka panjang.
Di Gaza, suara ledakan mungkin telah berhenti sesaat. Tapi ancaman kematian terus bergentayangan dalam bentuk yang tak terlihat—serat-serat halus yang membawa pesan pilu dari bangunan yang runtuh.